Adadua kelompok penduduk yang perlu diketahui, yaitu suku Aborigin yang mendiami Australia, setelah Inggris menjajah pulau tersebut pada tahun 1788; dan penduduk di kepulauan Selat Torres. Penduduk ini juga tinggal di Queensland, negara bagian Australia dan Papua Nugini. Mereka berasal dari Melanesia, yang memiliki budaya berbeda dari Aborigin di benua utama. Awalnya suku Aborigin di Australia berasal dari Asia lalu berpindah ke kepulauan di Asia Tenggara. Sukuaborigin menurut wikipedia Aborigin-Australia atau Pribumi-Australia adalah penduduk asli benua Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan selat Torres. Bentuk fisik orang Aborigin-Australia mirip orang Papua, karena memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia, sikitar 40.000 tahun lalu. Taritradisional adalah sebuah tarian yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu kelompok masyarakat. Tarian ini lalu diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi. Baca Juga: Rekomendasi Alat Musik Tradisonal asli Indonesia yang Mendunia dan Mudah Dimainkan. Dengan kata lain, tari tradisional adalah jenis tarian Jenistarian dan musik ketiga adalah "non-suci." Yaitu sebagai hiburan suku Aborigin. Lagu-lagu dan tarian ini bisa dimainkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Musik dan tarian ini disebar luaskan diantara suku-suku. Jenis tarian dan musik ini menjadi keunikan bagi suku Aborigin dan suku-suku lainnya hingga sampai saat sekarang ini. 6 Keunikan. Tari India : Pada umumnya,gerakam tari India energik,lincah,dan dinamis. India memiliki gerakan yang beraneka ragam yang tinggi , seperti satu kaki diangkat, satu kaki lurus dan yang satunya di tekuk. Kostum atau busana yang dikenakan penari cenderung mewah dengan warna yang terang serta ornamen yang rumit. BudayaAborigin begitu terjaga di semua kota besar, di tanah yang telah didiami orang First Nations selama puluhan ribu tahun. Simak kisah alam Impian sambil belajar tentang cara hidup tradisional mereka dan bagaimana suku mereka telah beradaptasi dengan lanskap tanah leluhurnya yang berubah seiring waktu. Spirits of the Red Sand TariTiwi adalah tarian tradisional suku Aborigin. Tarian ini dipertunjukkan dengan gerakan yang kuat, dimana setiap pergatian gerakan harus dilakukan dengan tepat sesuai dengan pukulan alat musik. Boomerang Boomerang Boomerang merupakan senjata tradisional khas suku Aborigin, Australia yang telah ditemukan sejak puluhan tahun yang lalu. Padamasanya, suku Aborigin terdiri dari 500-an suku dengan 200-an bahasa. Sayangnya, sejak Australia dijajah oleh Inggris, suku Aborigin mengalami marjinalisasi yang luar biasa. Atas peminggiran ini, jumlah masyarakat Aborigin di Australia hanya sekitar 3% (700.000 jiwa) dari total penduduk Australia. Terkadang tarian digunakan sebagai tradisi inisiasi untuk merayakan fase kehidupan baru. Misalnya, tarian kedewasaan untuk remaja, menyambut mereka hingga dewasa. Di sini, mendongeng dalam komunitas Aborigin Australia adalah benang merah yang menyatukan semua aspek kehidupan sosial dan budaya. Membacawilayah adalah tradisi suku Warlpiri tentang Perempuan Aborigin dari suku Warlpiri menampilkan tarian seremonial di Museum Australia, 07 Oktober 1982. tradisi 'membaca wilayah zW78x. Selain di Indonesia kita juga dapat menemukan suku suku asli yang mendiami wilayah tertentu di dunia ini. Berbagai macam suku tersebut memiliki unsur unsur kebudayaan, kesenian, adat istiadat, kepercayaan, dan hal lainnya yang berbeda satu sama lain. Beberapa suku didunia ini cukup terkenal karena budayanya dan menjadikan ciri khas dari daerah ditempat yang satu suku terkenal didunia dan cukup populer adalah suku aborigin di Australia. Suku aborigin menurut wikipedia Aborigin-Australia atau Pribumi-Australia adalah penduduk asli benua Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan selat Torres. Bentuk fisik orang Aborigin-Australia mirip orang Papua, karena memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia, sikitar tahun fisik suku aborigin saat ini lebih kecil dan pendek dari orang asli papua dengan rambut keriting berwarna merah dan berwarna kulit suku aborigin pada mulanya adalah orang papua, ada kemungkinan kebudayaan suku aborigin juga hampir sama dengan kebudayaan suku asmat yang merupakan suku asli papua. Untuk lebih jelasnya mari kita ulas mengenai kebudayaan suku aborigin tersebut seperti yang dijelaskan dibawah BerburuPada mulanya, suku aborigin hidup dari berburu dan mencari ikan di sungai. Binatang liar yang mereka buru diantaranya seperti kanguru, yang merupakan hewan khas benua Australia. Peralatan memburu orang aborigin berupa tombak, panah, dan bumerang senjata khas orang Aborigin. Australia merupakan daerah yang memiliki iklim bersuhu dingin sehingga sangat membutuhkan pakaian hangat. Bagi orang aborigin, kanguru selain dikonsumsi dagingnya, kultinya juga dapat digunakan sebagai bahan imu bercocok tanam dan berternak belum dikenal, kelompok kelompok suku aborigin banyak tinggal di dekat sungai untuk memudahkan berburu. Budaya berburu yang dilakukan oleh suku aborigin hampir sama dengan budaya berburu dalam kebudayaan suku merupakan senjata yang digunakan dengan melempat dan merupakan senjata berburu khas dari kebudayaan suku aborigin. Bumerang sangat identik dengan Australia sebagai daerah tempat tingga suku aborigin dan merupakan salah satu contoh seni rupa terapan yang dihasilkan oleh suku tersebut. Meskipun di beberapa belahan bumi lain juga ditemukan jenis senjata yang hampir sama dengan bumerang namun senjata ini masih tetap diidentikkan sebagai senjata asli suku aborigin di digunakan sebagai alat berburu oleh suku aborigin pada masa lampau. Bumerang telah diajarkan pada keturunan keturunan asli suku aborigin dengan tahapan awal menggunakan bumerang kayu lau bumerang logam tumpul dan terakhir menggunakan bumerang logam yang runcing. Bumerang logam runcing inilah yang nantinya digunakan sebagai alat berburu. Bumerang merupakan senjata yang cukup unik karena dapat kembali ketitik perkembangan jaman, bumerang sekarang bukan lagi digunakan sebagai alat untuk berburu melainkan sebagai sebuah olahraga baru yang memiliki ajang perlombaan. Bumerang olahraga tidak lagi menggunakan bahan logam yang runcing melainkan menggunakan bahan birchplywood Finlandia, kayu, plastik atau bahan komposit dan memiliki berat tidak lebih dari 100 gram. Ada kelas kelas tertentu dalam turnamen olahraga bumerang dan kepercayaanSuku aborigin memiliki sebuah kepercayaan yang disebut sebagai dreamtime. Dreamtime merupakan suatu masa atau waktu bermimpi yang dapat terjadi selama orang tidur. Di dalam masa tersebut, suku aborigin percaya bahwa ada penjelasan penjelasan kehidupan serta wahyu dan petunjuk yang diturunkan. Dalam hal kesenian, menurut suku aborigin semua manusia adalah seniman sehingga tidak ada istilah ahli seni dalam masyarakat aborigin. Beberapa kesenian yang ditinggalkan oleh suku aborigin kuno berupa lukisan yang terdapat di pasir maupun gua. Seni lukis dengan media goa dan pasir ini sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat aborigin AdatSama halnya dengan kebudayaan dari suku bengsa di Indonesia, suku aborigin juga memiliki beberapa ritual adat yang sudah menjadi budaya sejak lama. Beberapa ritual adat tersebut dapat dilihat dari upacara upacara adat yang saat ini dilakukan hanya untuk pementasan. Beberapa ritual adat tersebut diantaranya Upacara Wogan – ma – gule, pertemuan air merupakan arti dari nama upacara tersebut yang mengambarkan sebagai bentuk upacara pertemuan semua masyarakat dalam suku Tiwi, kumpulan beberapa upacara dari masyarakat tiwi dalam suku aborigin yang terdiri dari upacara kulama, upacara pukumani, upacara mortuary, dan beberapa Yam, salah satu upacara dalam adat dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat suku Aboriginal Dance FestivalJika ingin mengetahui berbagai macam kesenian seperti seni tari, seni musik dari suku aborigin makan datanglah ke festival laura aboriginal dance tersebut. Suluruh rangkaian acara dalam festival tersebut diisi oleh berbagai kesenian dan kebudayaan dari suku terbesar di Asutralia tersebut. Festival Laura Aboriginal Dance ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada bulan juli. Perayaan festival ini dirayakan oleh seluruh masyarakat suku aborigin yang ada di Cape York kebudayaan yang ada dari suku aborigin tersebut dapat menjadi ilmu dan wawasan baru bagi kita semua. Dalam ulasan diatas, masih banyak contoh budaya lainnya yang belum disebutkan. Daftar isiSiapa Itu Suku Aborigin?Sejarah Suku AboriginCiri Khas Suku AboriginKepercayaan Suku AboriginBahasa Suku AboriginRumah Adat Suku AboriginPakaian Suku AboriginKehidupan Suku AboriginKebudayaan Suku AboriginDunia ini terdiri dari berbagai macam suku budaya. Diantara sekian banyaknya suku tersebut ada suku Aborigin. Berikut ini adalah sejarah hingga kebudayaan yang dimiliki oleh suku Itu Suku Aborigin?Suku aborigin adalah suku bangsa asli yang menempati daratan Australia. Kata Aborigin diambil dari bahasa latin yaitu berasal dari kata “Aborigine” yang memiliki makna “dari awal”. Kata tersebut sudah digunakan sejak abad ke 17 yang mengacu pada orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dalam hal ini adalah benua dilihat dari bentuk fisik orang-orang suku Aborigin memiliki ciri fisik yang serupa dengan suku di Asia Tenggara khususnya dari Irian. Diperkirakan orang-orang Irian bermigrasi dan tiba di benua Australia pada 50 ribu tahun yang lalu. Teori ini didukung dengan teori bahwa dahulu kala daratan Australia dan daratan Irian pergi dengan menggunakan perahu rakit. Pada saat itu terjadi fluktuasi iklim serta menyebabkan terciptanya jalur di permukaan laut. Hal tersebut memungkinkan adanya pergerakan manusia dari arah barat ke arah timur melalui kepulauan asal usul suku Aborigin ini juga diperkuat dengan kebudayaan mereka yang memiliki banyak kesamaan dengan orang-orang di suku Irian. Diketahui mereka menetap di benua terkecil itu selama ribuan tahun yang lalu. Namun saat ini keberadaan suku Aborigin tergerus oleh kedatangan bangsa Eropa. Karena perbedaan warna kulit yang begitu mencolok menyebabkan hal-hal kurang beruntung bagi suku akhirnya mereka mengalami nasib yang sama dengan suku Indian di Amerika Serikat. Pada tahun 1788 hingga 1800 jumlah penduduk suku Aborigin berkurang sebanyak 90%. Bahkan kelompok Aborigin yang berada di wilayah yang cukup subur menghilang tanpa jejak. Saat ini orang-orang Aborigin telah menikah dengan orang-orang non Aborigin. Sebagian besar dari mereka kini tinggal di kota-kota besar. Jumlahnya pun mulai meningkat sekitar 2,3% pada tahun Khas Suku AboriginOrang-orang Aborigin umumnya memiliki ciri fisik yang sama dengan orang-ornag di Irian yaitu berkulit gelap, berambut keriting, berbibir tebal, dan serta memiliki kelopak mata yang lurus. Namun karena proses adaptasi dengan lingkungan sekitar fisik mereka menjadi kecoklatan serta rambut Suku AboriginOrang-orang Aborigin menganut kepercayaan terhadap roh para leluhur mereka serta meyakini bahwa benda-benda alam seperti binatang memiliki kekuatan magis. Suku Aborigin dikenal dengan berbagai upacara ritual mereka. Hal tersebut mengundang para antropologi untuk meneliti mereka. Selain itu masyarakat Aborigin juga dipercaya mampu mengetahui keadaan Bumi di masa lalu hingga masa depan melalui mimpi yang diberikan oleh roh Agung. Gambaran tersebut bisa dilihat pada bebatuan hasil karya nenek moyang Aborigin juga terkenal dengan kemampuan mistis mereka, Kemampuan tersebut antara lain menyembuhkan orang sakit dengan cara memasukkan tangan ke orang yang sakit tanpa berdarah dan keluar dari ruangan terkunci tanpa membuka pintu. Berdasarkan data sensus, penduduk sebagian besar Aborigin saat ini yaitu sekitar 72% menganut sistem kepercayaan Kristen meskipun tidak sama persis. Sementara sisanya tidak memeluk agama Suku AboriginBahasa yang digunakan oleh masyarakat Aborigin sangat beragam. Terdapat ratusan bahasa dan dialek tradisional suku Aborigin di Australia. Menurut hasil studi yang dilakukan oleh pakar linguistik dari Universitas Sydney Barat yaitu Robert Mailhammer, bahasa yang dimiliki oleh suku Aborigin berjumlah 250 macam. Berdasarkan bukti-bukti yang ada bahasa tersebut mempunyai satu akar yang sama yaitu Proto-Australia. Bahasa tersebut telah diucapkan sejak tahun yang Adat Suku AboriginDikarenakan berasal dari nenek moyang yang sama, tak heran bila suku aborigin memiliki kebudayaan yang hampir mirip dengan suku di Irian. Hal tersebut juga berlaku untuk rumah adat mereka yang mirip dengan rumah adat Honai di Papua. Rumah mereka terbuat dari bahan-bahan alami seperti pepohonan, dedaunan, dan ranting yang disusun secara sederhana. Rumah mereka juga telah dimodifikasi menyesuaikan dengan perubahan iklim di Australia. Mereka juga masih nomaden atau Suku AboriginPakaian yang dikenakan oleh suku Aborigin juga masih sangat sederhana. Memerka memanfaatkan kulit kanguru sebagai bahan dasar pakaian mereka. Kulit kanguru yang tebal dapat melindungi mereka dari hawa dingin. Untuk melindungi mereka dari panas terik matahari, kulit kanguru tersebut diberi warna putih. Selain warna putih, pakaian mereka juga diberi warna merah untuk menakut-nakuti binatang Suku AboriginPada awalnya orang-orang Aborigin tidak mengenal cara bercocok tanam sehingga mereka berburu dan memancing ikan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Binatang yang mereka adalah kanguru, lobster dan anjing laut. Sebab itu mereka tidak pernah tinggal jauh dari sumber air seperti sungai atau Aborigin hidup secara berkelompok dan dipimpin oleh seorang kepala suku. Kepala suku tersebut selain menjadi pemimpin dalam berbagai ritual adat juga merangkap sebagai tabib atau dukun. Suku Aborigin dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan daerah tempat tinggal mereka seperti Aborigin Bama yang berada di wilayah Queensland, Aborigin Koori yaitu berada di daerah New south Wales dan Victoria, Aborigin Murri menempati wilayah Queensland selatan, Aborigin Noongar berada di wilayah selatan bagian Australia barat, Aborigin Nunga yang dapat dijumpai di wilayah Australia selatan, Aborigin Anangu sebagai kelompok terbanyak berada wilayah dekat perbatasan Australia selatan dan barat, serta Aborigin Palawah yang mendiami pulau Suku AboriginSuku Aborigin adalah suku yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Budaya yang paling melekat adalah budaya seni lukis dan seni pagat. Biasanya mereka melukis pada permukaan kulit kayu. Lukisan tersebut menggambarkan kehidupan suku Aborigin yang selaras dengan alam. Selain lukisan, masyarakat Aborigin pandai dalam seni pahat yang mereka tuangkan pada bebatuan. Mereka juga kerap melukis tubuh mereka terutama pada bagian wajahnya dengan pola Aborigin mempunyai kesenian tari yang umumnya didominasi oleh hentakan kaki seperti pada tari tiwi. Tari tiwi memiliki gerakan yang sangat kuat dimana gerakan tari harus dilakukan sesuai dengan irama ketukan musik. Selain tarian, suku Aborigin juga mempunyai kesenian musik yang khas. Biasanya musik mereka mirip dengan bunyi-bunyian binatang. Suku Aborigin – Sejarah, Asal Usul dan Kehidupannya Lengkap – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Suku Aborigin yang dimana dalam hal ini meliputi sejarah, asal usul dan kehidupannya lengkap, nah agar lebih memahami dan dimengerti simak ulasannya dibawah ini. Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti “penduduk asli/penduduk pribumi”,dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat berasal dari Asia Tenggara, memasuki benua Australia dari utara. Pada waktu itu,Australia bersatu dengan pulau Irian. Memang, ada banyak kesamaan antara kebudayaan kuno Asia Tenggara dan kebudayaan Aborigin. Suku Aborigin adalah suku Pribumi Australia. LOKASI Suku Aborigin tinggal dan memeliharatanah air Australia selama hampir tahun dengan menggunakan sistem pemerintahan danhukum mereka sendiri. Konon, mereka menetap di benua terkecil itu selama ribuan tahun yanglalu. Tapi kemudian mereka tergeser oleh bangsa pendatang yang lebih cerdas´ berkulit putihdari Eropa. Secara fisik, suku Aborigin seperti orang-orang Papua berkulit gelap dan berambutkeriting, tapi sekarang sudah mengalami perubahan, yakin berkulit kecoklat-coklatan danberambut ikal. Baca Artikel Terkait Tentang Materi “Suku Maori” Sejarah & Ciri Fisik – Mata Pencaharian – Kebudayaan Asal mulanya mereka mempunyai daratan yang sama. Para ilmuwan menyatakan, karenaproses alam yang bergerak, daratan besar itu kemudian berpisah. Di sebelah selatan menjadiAustralia. Sementara di daratan sebelah utara menjadi pulau Papua yang masuk wilayahIndonesia. Klop dengan nama Australia berasal dari kataAustralis ´ yang dalam bahasa latinberarti Selatan´, sementara orang Belanda menyebut Australische ´ yang memiliki berkulit gelap itu kemudian terpisah. Keduanya menjalani nasib sendiri-sendiri dinegara yang berbeda. Baik di Indonesia maupun Australia mereka sulit eksis karenaketerbelakangan. Rupanya, perbedaan warna kulit yang mencolok di daratan selatan menjadikansuku aborigin kurang berutung. Kaum pendatang di Australia yang berkulit putih mulusmemperlakukan peduduk asli itu tidak sewajarnya. Di saat persemakmuran Australia berdiri pada1 Januari 1701 misalnya, suku aborigin dianggap bagian dari fauna! Para pendatang, menganggap penduduk aborigin Australia sebagai nomad yang dapatdiusir dari tempatnya untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Hal ini berakibat fatal, yaituterputusnya bangsa aborigin dari tempat tinggal, air dan sumber hidupnya. Terlebih lagi dengankondisi mereka yang lemah akibat penyakit. Kondisi ini mengakibatkan populasi bangsa aboriginberkurang hingga 90% pada periode antara 1788 – 1900. Seluruh komunitas aborigin yang beradapada daerah yang cukup subur di bagian selatan bahkan punah tanpa jejak. Suku Aborigin dan Torres Strait Islander adalah suku Pribumi Australia. Mereka sudah tinggal dan memlihara tanah air Australia selama hampir tahun dengan menggunakan sistem pemerintahan dan hukum mereka sendiri. Konon, mereka menetap di benua terkecil itu selama ribuan tahun yang lalu. Tapi kemudian mereka tergeser oleh bangsa pendatang yang lebih “cerdas” berkulit putih dari Eropa. Secara fisik, suku Aborigin seperti orang-orang Papua berkulit gelap dan berambut keriting, tapi sekarang sudah mengalami perubahan, yakin berkulit kecoklat-coklatan dan berambut ikal. Asal mulanya mereka mempunyai daratan yang sama. Para ilmuwan menyatakan, karena proses alam yang bergerak, daratan besar itu kemudian berpisah. Di sebelah selatan menjadi Australia. Sementara di daratan sebelah utara menjadi pulau Papua yang masuk wilayah Indonesia. Klop dengan nama Australia berasal dari kata “Australis” yang dalam bahasa latin berarti “Selatan”, sementara orang Belanda menyebut “Australische” yang memiliki makna sama. Suku berkulit gelap itu kemudian terpisah. Keduanya menjalani nasib sendiri-sendiri di negara yang berbeda. Baik di Indonesia maupun Australia mereka sulit eksis karena keterbelakangan. Rupanya, perbedaan warna kulit yang mencolok di daratan selatan menjadikan suku aborigin kurang berutung. Kaum pendatang di Australia yang berkulit putih mulus memperlakukan peduduk asli itu tidak sewajarnya. Di saat persemakmuran Australia berdiri pada 1 Januari 1701 misalnya, suku aborigin dianggap bagian dari fauna! Wuiih.. ini sih, bener-bener parah. Namun pandangan Australia berangsur-angsur melunak dan memberikan ruang bagi penduduk asli tersebut setelah konon banyak melakukan pembunuhan. Caranya yang agak unik Australia menetapkan politik asimilasi untuk mencampur dua jenis manusia yang memiliki warna kulit berbeda itu. Anak-anak aborigin dipisahkan dari keluarganya secara paksa kemudian di tempatkan di panti asuhan untuk “diputihkan”. Sebagian kemudian diasuh oleh si kulit putih sebagai pekerja atau pembantu. Anak laki-laki dipungut untuk dijadikan pekerja gratis di peternakan terpencil. Mereka dihukum berat ketika berbuat tidak salah atau sesuatu yang tidak menyenangkan. Sama seperti apartheid, rupanya nasib aborigin juga ditentukan oleh warna kulit. Dari sinilah muncul istilah “the stolen generation” yang membuat Perdana Menteri Australia sekarang, Kevin Rudd, meminta maaf. Di awal 2006, pemerintah Australia pernah melemparkan isu pemusnahan etnik pada penduduk Papua oleh Indonesia. Entah dari mana isu itu berkembang, media setempat mengopinikan secara besar-besaran. Herman Wanggai, pimpian sparatis Papua yang mendapat visa Australia mengatakan, ratusan ribu warga Papua telah dibantai habis. Meski pun berkata seperti itu, Wanggai tidak bisa membuktikan kata-katanya. Terlebih, ketika aktivis HAM menelusuri laporan tersebut juga tidak menemukan pembantaian. Banyak yang menduga, ini politik Australia untuk mendeskreditkan Indonesia di mata internasional. Australia seolah ingin menumpahkan “dosa” pada Indonesia atas perlakuan terhadap suku berkulit gelap itu. Karena tidak terbukti, tuduhan itu seolah menjadi bumerang bagi Australia atas perlakuan pada suku Australia selalu cari masalah dengan Indonesia, ya.. Masih inget, Autralia kelurain warning travel yang sebenarnya gak perlu bagi warganya yang mau ke Indonesia! Baca Artikel Terkait Tentang Materi Komponen Peta Asal Usul Aborigin Berikut ini terdapat asal usul aborigin, terdiri atas Aborigin Di Australia Australia adalah negara terbesar ke-enam di dunia dari segi luasnya, lebih kecil bila dibandingkan dengan Rusia, Kanada, Cina, Amerika Serikat, dan Brasil. Australia adalah benua terkecil, sedangkan yang terbesar adalah Asia yang luasnya km2. Manusia menghuni Australia sudah sejak lama sekali. Penghuni asli Australia disebut orang Aborijin. Dalam bahasa Latin kata aborigine’ mempunyai arti dari awal mula’. Umumnya orang percaya bahwa mereka aborijin telah tinggal di Australia setidaknya selama tahun. Beberapa bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa manusia telah menghuni Australia lebih dari tahun yang lalu. Tampaknya beberapa orang Aborijin ini datang dari Asia Tenggara selama zaman es. Pada waktu itu permukaan laut lebih rendah daripada sekarang dan celah pemisah antara Australia dan Indonesia lebih sempit. Bangsa Aborigin Bangsa Aborigin adalah penduduk asli/awal benua Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan selat Torres. Kata aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti “penduduk asli/penduduk pribumi”, dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Saat ini belum ada teori yang jelas atau berterima tentang asal ras bangsa aborigin Australia. Meskipun mereka bermigrasi ke Australia melalui Asia Tenggara, namun tidak ada keterkaitan dengan populasi suku-bangsa di Asia, dan juga dengan penduduk kepulauan yang berdekatan, seperti Melanesia dan Polinesia. Saat pertama kali terjadi kontak dengan Eropa, diperkirakan terdapat sekitar hingga 1 juta orang tinggal di Australia. Level populasi ini diperkirakan pula telah cukup stabil selama ribuan tahun. Sejak Hunian Orang Eropa Pada tahun 1770, James Cook mendarat di pantai timur Australia dan mengambilalih daerah tersebut dan menamakannya sebagai New South Wales, sebagai bagian dari Britania Raya. Kolonisasi Inggris di Australia, yang dimulai pada tahun 1788, menjadi bencana besar bagi penduduk aborigin Australia. Wabah penyakit dari eropa, seperti cacar, campak dan influenza menyebar di daerah pendudukan. Para pendatang, menganggap penduduk aborigin Australia sebagai nomad yang dapat diusir dari tempatnya untuk digunakan sebagai kawasan pertanian. Hal ini berakibat fatal, yaitu terputusnya bangsa aborigin dari tempat tinggal, air dan sumber hidupnya. Terlebih lagi dengan kondisi mereka yang lemah akibat penyakit. Kondisi ini mengakibatkan populasi bangsa aborigin berkurang hingga 90% pada periode antara 1788 – 1900. Seluruh komunitas aborigin yang berada pada daerah yang cukup subur di bagian selatan bahkan punah tanpa jejak. Sesudah tahun 1788, orang-orang Eropa secara sedikit demi sedikit mengambil alih seluruh Australia. Mereka dengan segera melebihi jumlah orang Aborijin Australia. Orang Eropa menganggap tanah Australia sebagai tanah yang luas dan umumnya kosong oleh karena itu, mereka menyebutnya terra nullius, yaitu tanah yang kosong. Orang Aborijin memandang segala hal secara berbeda. Mereka telah menempati Australia selama ribuan tahun. Bagi mereka, tanah mereka telah dijajah oleh orang Eropa dan tanah itu tidak lagi memiliki mereka. Pada tahun 1788, ketika orang Eropa mulai mendirikan daerah hunian di Australia, jumlah orang Aborijin mungkin berkisar antara dan 1,5 juta orang. Suku-suku Aborijin harus memutuskan apakah mereka akan menolak atau menerima pendatang baru. Pada umumnya terjadi perlawanan dari orang Aborijin terhadap hunian orang Eropa dan seringkali perlawanan itu keras. Namun, orang Aborijin seringkali bekerja bagi orang Eropa sebagai pemandu, pembantu rumah tangga, pekerja pertanian, penjaga ternak, dan bahkan sebagai poli. Dampak Asimilasi Berikut ini terdapat beberapa dampak asimilasi suku aborigin, terdiri atas Dampak Kesehatan Timbul penyakit baru yang menyebabkan wabah yang menyebabkan kematian banyak orang Aborijin. Obat bius, seperti tembakau dan alkohol juga diperkenalkan. Keduanya terus-menerus menimbulkan akibat yang serius terhadap kesehatan orang Aborijin. Pola Konsumsi Makanan baru, seperti tepung gandum dan gula juga punya andil dalam memperburuk kesehatan masyarakat Aborijin yang sudah terbiasa dengan makanan yang berbeda. Banyak orang Aborijin yang mulai pola hidup seperti orang eropa hal ini di fasilitasi oleh Pemerintah colonial memberikan pakaian dan makanan, bahkan perumahan kepada orang-orang Aborijin yang tidak mempunyai tempat tinggal. banyak orang Aborijin yang dipaksa tinggal di daerah suaka yang kecil atau di daerah misi gereja. Dalam upaya untuk membuat mereka menjadi lebih seperti orang Eropa, beribu-ribu anak Aborijin dilepaskan dari keluarga Aborijinnya untuk dibesarkan dengan cara Eropa. Dampak Kebudayaan Pada saat itu dianggap bahwa orang Aborijin akan lebih baik keadaannya jika hidupnya seperti cara orang Eropa. Namun, Dengan demikian, orang Aborijin Australia kehilangan kebebasan mereka dan kehidupannya menjadi sangat terkendalikan. Mereka benar-benar mengalami bahaya kehilangan kebudayaan mereka. Pemerintah menyadari keadaan orang Aborijin yang menyedihkan tersebut. Hal ini ternyata mempunyai dampak yang merusak bagi kehidupan orang Aborijin dan budayanya, dan masih dirasakan sampai sekarang. Sekarang kebijakan untuk “mengasimilasikan” orang Aborijin ke dalam budaya Eropa telah dihentikan. Sejak tahun 1960-an. Baca Artikel Terkait Tentang Materi Benua Australia Konflik Tasmania Dan Genosida Di Tasmania konflik yang terjadi di antara para pemukim dari Eropa dan orang-orang Aborijin adalah yang paling serius. Semakin meningkatnya konflik tersebut akhirnya mendorong Pemerintah Kolonial untuk menyatakan undang-undang darurat perang. Banyak orang Aborijin yang terbunuh dengan adanya sistem ini. Populasi Aborijin Tasmania menurun dari kira-kira 6,000 orang pada tahun 1803 menjadi kira-kira 500 orang pada tahun 1830. Orang-orang yang tersisa dipindahkan ke Pulau Flinders di Selat Bass. Sebagian dari orang-orang ini melakukan perkawinan silang dengan orang-orang Eropa, tetapi menjelang tahun 1976 tidak ada lagi orang Aborijin Tasmania yang masih hidup. Perburuan terhadap orang Aborigin sudah dilakukan sejak masa awal Australia-Eropa. Tujuan pertamanya adalah merebut tanah-tanah kaum Aborigin, untuk dijadikan lading pertanian dan peternakan para pendatang Eropa. Di Tasmania, sebuah pulau di tenggara Australia, misalnya, lebih dari orang Aborigin dibantai pada 1820. Suasananya, ketika itu, tak ubahnya perburuan binatang liar. Para korban, yang sebagian besar sama sekali tak bersenjata, ditembaki secara membabi buta, atau ditikam dengan kelewang. Tak peduli wanita atau anak-anak, orang uzur atau yang sudah menyatakan berserah diri. Segelintir sisa yang selamat lalu naik ke gunung-gunung batu, hidup sepenuhnya dari sedekah alam. Tapi, 17 tahun sebelumnya, beberapa pendatang Eropa sudah membunuh sejumlah Aborigin Tasmania di Ridson. Pada 1830, lebih dari pendatang Eropa membentuk apa yang mereka sebut Black Line Garis Hitam. Melalui garis imajiner ini, mereka berjuang untuk mengurung seluruh warga Aborigin Tasmania, dan menggiring mereka ke Semenanjung Tasmania, jauh dari masyarakat pendatang. Upaya ini gagal. Namun, sejumlah warga Aborigin bisa dipindahkan ke Pulau Flinders. Para kolonialis tidak hanya datang membawa bedil, kelewang, dan nafsu membunuh. Mereka juga memboyong berbagai penyakit “modern”, yang sebelumnya tak dikenal oleh orang Aborigin. Penyakit itu adalah influenza, cacar, campak, batuk rejan, dan -tentu saja- raja singa. Cacar, misalnya, berjangkit dengan buas di sekujur Victoria, New South Wales, Queensland, dan Australia Selatan, terutama pada periode 1829-1831. Setiap gubernur Australia dan pemerintah federal negeri itu hingga 1915 bercita-cita untuk mengucilkan orang Aborigin. Mereka melancarkan program “asimilasi”, istilah eufimistis untuk pemusnahan. Menurut program itu, orang Aborigin harus berasimilasi dengan “masyarakat normal”, atau “mati sebagai ras”. Masyarakat normal yang dimaksud tentulah masyarakat kulit putih. Titik Balik Masyarakat Aborigin Sejak tahun 1960-an situasinya berubah Orang Aborijin Australia mempunyai kewarganegaraan penuh. Pemerintah Australia telah mulai berkonsultasi dengan masyarakat Aborijin mengenai kebutuhan mereka. Gaji, pendidikan, perumahan, layanan kesehatan, dan layanan kesejahteraan telah jauh dikembangkan. Namun, perbaikan ini tidak mengarah ke perbaikan mutu kehidupan orang Aborijin agar mencapai standar yang sama dengan orang Australia yang non-Aborijin. Rekonsiliasi Orang Aborogin dan Torres Strait Islander menderita kerugian besar dan ketidakadilan setelah orang-orang Inggris bermukim di sini pada akhir abad ke 18. Banyak dari antara mereka yang menjadi korban penyakit yang dibawa oleh orangorang kolonial tersebut; banyak sekali dari suku pribumi ini yang direbut tanahnya; and sistem sosial serta kekeluargaan mereka menjadi terganggu dan hampir musnah. Sampai tahun 1960-an sedikit sekali pengakuan resmi yang diberikan pada kebudayaan serta sejarah orang Aborigin dan Torres Strait Islander atau pada hak serta tanggung jawab mereka sebagai warganegara. Walaupun Undang-undang Kebangsaan dan Kewarganegaraan / Nationality and Citizenship Act 1948 memberikan kewarganegaraan pada semua penduduk Australia, tidak semua suku pribumi Australia menerima semua hak politik, sosial dan ekonomi yang dinikmati orang Australia lainnya sampai lama setelahnya. Sejak tahun 1967 waktu suku Aborigin dan Torres Strait Islander menerima hak untuk memberikan suara pada semua pemilihan Commonwealth, State dan Territory, suku pribumi Australia telah berjuang banyak untuk mencapai keadilan dan persamaan hak. Kebijakan Pemerintah tentang penentuan kebulatan tekad sendiri telah mendorong keterlibatan suku pribumi dalam mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan mereka. Pada tahun 1991 Dewan Rekonsiliasi Aborigin dibentuk untuk mempromosikan Rekonsiliasi antara suku pribumi Australia dengan penduduk Australia lainnya. Untuk Dewan ini, tujuan Rekonsiliasi adalah persatuan negara Australia yang menghormati tanah air kita; menghargai warisan suku Aborigin dan Torres Strait Islander; dan memberi keadilan serta persamaan hak pada semua orang. Pada tahun 1966 Parlemen Australia membuat pernyataan komitmen tentang persamaan hak bagi semua orang Australia. Ini termasuk komitmen dalam proses rekonsiliasi dengan suku Aborigin dan Torres Strait Islander – khususnya dalam mengatasi kerugian sosial dan ekonomi mereka. Pada bulan November 2000 pemerintah Australia dan semua pemerintah State dan Territory membuat komitmen untuk meneruskan dukungan mereka pada proses Rekonsiliasi dengan memperkecil kerugian yang dihadapi oleh suku pribumi Australia. Rekonsiliasi sekarang merupakan hal yang penting bagi masyarakat Australia. Ada banyak debat tentang apa arti rekonsiliasi, dan tentang bagaimana hal tersebut dapat dicapai di Australia. Proses menuju rekonsiliasi bukanlah suatu proses yang mudah, tapi Australia telah mengambil beberapa langkah penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses ini. Orang Aborijin Pada Masa Kini Penduduk Aborijin telah berkembang jumlahnya akhir-akhir ini dan distribusinya telah banyak berubah. Penduduk Aborijin kira-kira 2001 orang atau kira-kira 2% atau sekitar 2,3% dari penduduk Australia yang berjumlah 20 juta kompas, 2007. Mayoritas orang Aborijin sekarang tinggal di kota-kota. Beberapa orang Aborijin Australia telah menikah dengan orang yang bukan Aborijin. Banyak anak-anak dari hasil pernikahan ini yang tetap tinggal dalam masyarakat Aborijin dan menganggap dirinya sebagai orang Aborijin. Banyak dari mereka yang dulunya terpisah dari keluarganya melalui kebijakan lama untuk menggunakan cara Eropa kemudian berupaya menyatu kembali dengan keluarganya. Jumlah populasi suku aborijin pada sensus penduduk tahun 2001. New South Wales – 134,888 Queensland – 125,910 Western Australia – 65,931 Northern Territory – 56,875 Victoria – 27,846 South Australia – 25,544 Tasmania – 17,384 ACT – 3,909 Other Territories – 233 Permasalahan Baru Kemiskinan lebih umum dijumpai di antara orang Aborijin daripada orang Australia lainnya. Mereka mengalami tingkat pengangguran yang tinggi; pendapatan yang lebih rendah; harapan hidup yang lebih pendek; tingkat kematian bayi yang lebih tinggi; lebih banyak penyakit, seperti kencing-manis, kelainan dalam peredaran darah dan pernapasan, penyakit telinga dan kelainan mata; keadaan perumahan yang berdesak-desakan, terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil. Komitmen Pemerintah Pemerintah Australia berketetapan untuk memperbaiki situasi ini. Pemerintah mengakui bahwa perbaikan hanya akan dapat dicapai melalui perubahan dalam sikap masyarakat dan dengan mengakui hak-hak warganegara asli Australia tersebut. Perbaikan kesehatan dan perumahan dianggap sebagai hal yang sangat penting. Layanan pendidikan juga telah diberikan kepada orang-orang Aborijin. Bantuan pemerintah telah memungkinkan orang-orang Aborijin untuk memasuki semua tingkat pendidikan serta pendidikan tinggi dan pendidikan teknik. Di beberapa tempat, masyarakat Aborijin telah mendirikan sekolah-sekolah dengan dukungan pemerintah. Baca Artikel Terkait Tentang Materi Ras Adalah Kehidupan Suku Aborigin Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan food gathering dan ini sudah dipertahankan semenjak beribu-ribu tahun sebelum kedatangan bangsa kulit putih. Mereka tidak mengenal pertanian, karena, disamping faktor lingkungan alam yang kurang mendukung untuk diolah menjadi lahan pertanian, juga disebabkan oleh tidak adanya bibit tanaman untuk pertanian. Kenyataan ini ternyata dapat mereka pertahankan dalam waktu yang lama, karena cara ini mereka anggap paling effesien dalam memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan. Orang Aborigin menganggap diri mereka adalah bahagian dari alam dan semua benda-benda alam seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, menurut mereka, mempunyai sifat yang sama dengan manusia. Oleh karenanya dalam tradisi Aborigin sangat dipentingkan menjaga keharmonisan alam. Dalam mengumpulkan bahan makanan dan berburu mereka selalu menjaga keseimbangan alam serta mampu memelihara sumber kehidupan. Sehingga dengan demikian persediaan sumber itu selalu terjamin. Menurut tradisi orang-orang Aborigin, tanah adalah merupakan bahagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Tanah adalah suatu yang bersifat sakral, pemilikan atas tanah adalah mutlak untuk menjaga keharmonisan jagad raya. Sebelum kedatangan orang Eropa, hampir semua daratan Australia telah dipatok menjadi wilayah-wilayah suci setiap suku Aborigin. Wilayah dan batas-batasnya border mereka ingat dengan baik melalui balada-balada, karena mereka memang tidak melakukan pencatatan tertulis untuk itu. Di wilayah-wilayah itulah mereka melakukan segala kegiatan mulai dari berburu, mengumpul bahan makanan dan melaksanakan upacara-upacara keagamaan. Setiap border biasanya didiami oleh satu suku Aborigin yang masing masing memiliki spesifikasi budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Kebudayaan Suku Aborigin Etnik Aborigin, pemukim benua Australia, pada sekitar abad-abad kedatangan bangsa kulit putih abad ke 18, diperkirakan berjumlah orang. Mereka mendiami pantai-pantai utara dan timur serta lembah sungai Murray dan sebahagian kecil lainnya berada di Tasmania Kitley, 1994;362. Tidak ada penjelasan yang lebih pasti tentang kapan pertama kali orang-orang Aborigin mulai menempati benua ini, namun yang dapat dipastikan adalah bahwa mereka, sejauh yang dapat diketahui, merupakan pendatang paling awal di Australia yang datang dari belahan utara benua ini. Etnik Aborigin yang hidup di Australia ini mengembangkan kebudayaan sendiri berdasarkan kondisi lingkungan alam di mana mereka hidup. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan food gathering dan ini sudah dipertahankan semenjak beribu-ribu tahun sebelum kedatangan bangsa kulit putih. Mereka tidak mengenal pertanian, karena, disamping faktor lingkungan alam yang kurang mendukung untuk diolah menjadi lahan pertanian, juga disebabkan oleh tidak adanya bibit tanaman untuk pertanian. Kenyataan ini ternyata dapat mereka pertahankan dalam waktu yang lama, karena cara ini mereka anggap paling effesien dalam memanfaatkan alam sebagai sumber kehidupan. Orang Aborigin menganggap diri mereka adalah bahagian dari alam dan semua benda-benda alam seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, menurut mereka, mempunyai sifat yang sama dengan manusia. Oleh karenanya dalam tradisi Aborigin sangat dipentingkan menjaga keharmonisan alam. Dalam mengumpulkan bahan makanan dan berburu mereka selalu menjaga keseimbangan alam serta mampu memelihara sumber kehidupan. Sehingga dengan demikian persediaan sumber itu selalu terjamin. Menurut tradisi orang-orang Aborigin, tanah adalah merupakan bahagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Tanah adalah suatu yang bersifat sakral, pemilikan atas tanah adalah mutlak untuk menjaga keharmonisan jagad raya. Sebelum kedatangan orang Eropa, hampir semua daratan Australia telah dipatok menjadi wilayah-wilayah suci setiap suku Aborigin. Wilayah dan batas-batasnya border mereka ingat dengan baik melalui balada-balada, karena mereka memang tidak melakukan pencatatan tertulis untuk itu. Di wilayah-wilayah itulah mereka melakukan segala kegiatan mulai dari berburu, mengumpul bahan makanan dan melaksanakan upacara-upacara keagamaan. Setiap border biasanya didiami oleh satu suku Aborigin yang masing masing memiliki spesifikasi budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Orang-orang Aborigin memiliki sistem kepercayaan “dream time”. Mereka percaya kepada arwah nenek moyang dan percaya kepada kekuatan-kekuatan magic yang dimiliki oleh alam terutama binatang. Disamping itu mereka juga dikenal sebagai pembuat obat yang diolah dari sumber-sumber alam. Hidup orang-orang Aborigin dikenal sebagai serba upacara. Hal itu mereka anggap penting dalam setiap pelaksanaan pekerjaan seperti perkawinan, kematian, kelahiran dan sebagainya. Peranan orang tua sangat menentukan dalam sistem kehidupan orang-orang Aborigin. Dewan Orang Tua Council of Elders berperan terutama dalam menentukan perang antar suku, upacara kelahiran, sunatan inisiasi, keuntungan, pembagian makanan dan upacara kematian. Nuansa sakral sangat dominan terlihat dalam kesenian Aborigin. Hal ini dibuktikan dengan ragam kesenian visual yang dihasilkan seperti lukisan, cukilan, goresan dan kerajinan menjalin serat Kitley, 1994;391. Kebanyakan ekspressi kesenian itu dihubungkan dengan arwah para leluhur mereka. Cukilan pada batu dan kayu merupakan peninggalan kesenian dekoratif tertua seperti yang terdapat di kepulauan Melville dan Bathrust yang digunakan untuk dekorasi-dekorasi makam. Orang-orang Aborigin juga sangat dikenal dengan lukisan mereka. Yang paling spesifik dari lukisan itu adalah media lukis yang digunakan yaitu zat pewarna yang alamiah. Pewarna ini mereka olah sendiri dengan menggunakan bahan-bahan murni dari alam terutama tumbuh-tumbuhan. Kesenian dalam Masyarakat Aborigin Australia Konsep kesenian bagi masyarakat tradisional Aborigin jauh berbeda dari konsep kesenian masyarakat Eropa. Dalam masyarakat Aborigin, aktivitas seperti tarian, nyanyian, gambaran pasir, membuat perabot atau menenun keranjang tidak dianggap sebagai aktivitas berbeda seperti Art and Design’ di Eropa. Semua aktivitas tersebut adalah bagian Dreaming dan kehidupan sehari-hari. Lagi pula, tidak ada konsepsi orang ahli kesenian dan seniman, karena semua orang adalah seniman. Orang Aborigin secara tradisional mengunakan bahan alami yang tersedia untuk keseniannya. Di seluruh Australia, lukisan tanah dan gua serta lukisan badan dan dekorasi sangat penting dan memakai bermacam-macam cara dan gaya. Tarian dan musik juga penting sekali bagi masyarakat Aborigin sebagai ekspresi kesenian, dan juga dipengaruhi lingkungan alami. Masa kini, komunitas-komunitas Aborigin di seluruh Australia masih membuat lukisan serta menari dan main musik secara tradisional. Walalupun demikian, makin lama makin banyak kesenian Aborigin dipengaruhi teknik modern. Misalnya, cat akrilik dan kertas bukan kulit kayu digunakan untuk lukisan, dan tarian bisa dimainkan tidak hanya untuk tuntunan atau tontonan khusus Aborigin, tetapi juga untuk ditonton para wisatawan. Baca Artikel Terkait Tentang Materi Pengertian Tradisi Musik Secara tradisional, untuk membuat musik baru, seorang Aborigin akan jalan-jalan walkabout dan mendengarkan bunyi-bunyi binatang – tidak hanya suaranya, tetapi juga bunyi gerakannya. Dia juga akan mendengarkan suara guntur, daun yang tertiup angin, dan aliran air. Inti suara ini terus dimainkan seteliti-telitinya dengan menggunakan didjeridoo dan alat musik lain. Alat musik orang Aborigin berbeda antara satu suku dengan suku lainnya. Walaupun demikian, bumerang, pentung, batang kayu, genderang, giring-giring kayu dan didgeridoo adalah alat musik biasa untuk hampir semua suku. Lagi pula, bertepuk tangan, hentakan kaki menambah musiknya. Untuk lagu-lagu Aborigin, sebuah lagu dinyanyikan sebagai seri yang terbuat dari beberapa syair pendek. Setiap syair ini menceritakan tentang kejadian atau tempat yang ada hubungan dengan nenekmoyangnya. Sedangkan ada juga lagu upacara penuh’, yaitu lagunya khusus untuk menceritakan maksud tarian yang sedang dimainkan. Tetapi, karena Australia luas sekali, banyak lagu tentang satu kejadian bisa berubah dari satu suku sampai satu suku lain. Walaupun intinya sama, tarian atau musiknya beda. Makanya, walaupun seorang Aborigin yang mengunjungi suku lain mungkin tidak bisa mengerti bahasa lokalnya, dia bisa mengerti cerita lagu dan tarian suku itu. Tarian Seperti musik, juga ada banyak gaya tarian antara suku-suku yang berbeda. Umumnya, orang menari dengan banyak gerakan tangan, kaki dan badan yang tetap, khususnya hentakan kaki. Penari yang paling pintar menari dihormati dan terkenal jauh dari tempat asalnya. Dalam upacara, ketika lagu rahasia dinyanyi, tarian menjadi kuat secara mistik. Penari dan alat-alat yang dipakai menjadi dipenuhi kekuatan gaib dan mistik. Walaupun unsurnya tidak berbahaya, jumlah tarian dan nyanyian menjadi kuat dan oleh sebab itu harus dihormati dan dilaksanakan dengan hati-hati. Upacara yang paling kuat memperbaiki lingkungan alam, dan kehidupan komunitas Aborigin. Makanya, tempat di mana upacara ini dimainkan dianggap suci sekali dan seharusnya tidak diubah atau diperkembangan. Sistem Kepercayaan Suku Aborigin Orang-orang Aborigin memiliki sistem kepercayaan “dream time”. Mereka percaya kepada arwah nenek moyang dan percaya kepada kekuatan-kekuatan magic yang dimiliki oleh alam terutama binatang. Disamping itu mereka juga dikenal sebagai pembuat obat yang diolah dari sumber-sumber alam. Hidup orang-orang Aborigin dikenal sebagai serba upacara. Hal itu mereka anggap penting dalam setiap pelaksanaan pekerjaan seperti perkawinan, kematian, kelahiran dan sebagainya. Peranan orang tua sangat menentukan dalam sistem kehidupan orang-orang Aborigin. Dewan Orang Tua Council of Elders berperan terutama dalam menentukan perang antar suku, upacara kelahiran, sunatan inisiasi, keuntungan, pembagian makanan dan upacara kematian. Tingginya kehidupan spiritual bangsa Aborigin membuat mereka jadi obyek penelitianpaling top di dunia bagi para antropologi. Bangsa Aborigin punya kemampuan bermimpimengenai masa lalu dan masa depan bumi kita. Lukisan di bebatuan buah karya nenek moyangmereka menggambarkan sejarah umat manusia saat zaman batu. Kita bisa melihat rupa badak raksasa, binatang purba yang sudah punah, dan binatang lain seperti Wombat dan Emu. Aborigin adalah bangsa yang damai dan penuh kasih, demikian ujar mampu berbuat hal-hal ajaib yang bagi kita tidak mungkin. Misalnya menyembuhkanorang sakit dengan cara yang tak mungkin dilakukan dokter lulusan perguruan tinggi manapun. Tangan penyembuh masuk begitu saja dalam tubuh si sakit. Ketika dikeluarkan, tak ada bekas luka apalagi darah yang tampak. Yang sakit langsung sembuh, tidak peduli sakit apa. Mereka bisa menempuh jarak ribuan kilometer dalam waktu 1 detik. Pernah ada seorang Aborigin asli yang dimasukkan sel sebuah penjara di kota Wyndam. Keesokan harinya diatampak segar bugar sedang meditasi di luar penjara. Padahal gembok dan rantai masih mengikat selnya tanpa ada kerusakan sedikit pun. Dia dimasukkan kembali ke dalam sel. Namun keesokan harinya terjadi hal yang sama. Orang Aborigin itu sudah ada di luar sel, tanpa berusaha melarikan diri kendati mampu. Berpuluh-puluh kali terjadi hal yang sama. Akhirnya saking kesalnya polisi Australia membebaskan sang Aborigin dari penjara. Beberapa ilmuwan antropologi yang meneliti bangsa Aborigin di pedalaman tengahbenua Australia menceritakan hal-hal yang mirip. Bangsa Aborigin asli itu bisa berjalan tanpacidera di tengah api yang menyala-nyala tanpa terbakar. Mereka mampu meniadakan gravitasdan terbang di udara begitu saja. Mereka juga mampu bertahan hidup dalam air selama berjam-jam. Mereka bisa saling berkomunikasi dengan sesama Aborigin asli yang terpisah puluhan ribukilometer berbantuan pikiran saja. Alam materi bukan halangan bagi mereka. Bahasa Suku Aborigin Ada beberapa ratus bahasa dan dialek tradisional aborigin di benua Australia. Kriol adalah yang paling banyak digunakan. Bahasa ini diperkirakan berkembang sebagai hasil darihubungan antara para pendatang asal Eropa dan suku Aborigin di Australia utara. Pertanyaan dari mana kata kanguru berasal, tak lepas dari si penemunya yakni Kapten James Cook Dialah orang yang dipercaya sebagai penemu benua Australia, dari dialahkemudian asal kata kangguru berasal. Ceritanya ketika sang Kapten sudah mendarat dan bertemudengan penduduk lokal Aborigin, ternyata sang Kapten juga memperhatikan, bahwa adabinatang yang bentuknya aneh. Karena itu sang Kapten pun bertanya “What is the name of that creature?” Suku Aborigin yang tidak mengerti bahasa Inggris itu pun menjawab ” Kangaroo” alias “Saya tidak tahu”. Tetapi dasar sang Kapten juga tidak bisa berbahasa Aborigin, maka iajuga menganggukkan kepala, dan berujar ” That creature name is Kangaroo”. Baca Artikel Terkait Tentang Materi Peta Benua Eropa “Dalam suku aborigin, hal biasa bila berbicara 10 bahasa. Jadi, jika berbicara tiga tidak luar biasa kesannya,” Kendati demikian, penggunaan bahasa itu telah menurun hingga mencapaitaraf yang mengkhawatirkan, dari ratusan orang yang menggunakannya pada 200 tahun lalu saatkedatangan koloni Eropa. Kini pengguna bahwa itu tinggal 20 orang saja. Di sana hanya terdapatkurang dari 50 orang bertutur bahasa Banyjima Begitu pula kurang dari 10 pengguna bahasa Yinhawangka. Karena pernah dilarang menggunakan bahasa-bahasa asli kami, membuat bahasa-bahasa tersebut punah. Pada akhir abad ke-18, ketika para koloni mulai berdatangan dari Inggris, warga pribumiAustralia dapat berbicara hingga 250 bahasa berbeda, bersama dengan 500 hingga 600 tetapi, kebijakan untuk memisahkan anak keturunan Aborigin dari keluarganya untuk kemudian berasimilasi dengan warga kulit putih, menciptakan “Perampokan Generasi”,membinasakan bahasa dan budaya asli pada abad belakangan. Dalam beberapa kasus, anak-anak dilarang berbicara dalam bahasa ibu mereka di sekolahatau dalam misi-misi Kristiani. “Kadang orang-orang tua dari suku Aborigin berpikir bahwabahasa mereka dapat menghalangi kemajuan anak-anak mereka. Karena itu, mereka pun tidak menggunakannya lagi,” kata Profesor Michael Walsh, pakar bahasa pribumi kepada AFP. Kemudian yang terjadi adalah hilangnya suatu generasi, tempat orangtua masihmenggunakan bahasa mereka dengan ayah-ibu mereka, tetapi tidak lagi berbicara bahasa aslidengan anak-anak mereka. Sistem Teknologi Terdiri atas Tempat Tinggal Mereka beradaptasi dengan cepat dalammenanggapi perubahan iklim dan lingkungan, dan memodifikasi lanskap menggunakan api bilaperlu, dengan bahan-bahan dari pepohonan yang sederhana dan mereka hidup dalam harmonidan keseimbangan dengan perubahan musiman dan lingkungan. Atap tempat tinggal merekadapat pula dijadikan perahuwater craft. Alat Transportasi Para arkeolog tidak menemukan kapan awalnyasuku Aborigin memulai perjalanannya, namun penggunaan water craft yang dapat menyeberangsejauh 100-160 km dan melewati pulau-pulau dapat mencapai ke wilayah yang lebih selatan atautepatnya di benua paling selatan yang kita sebut Australia, dapat menjadi bukti bahwa sukuAborigin menggunakan alat tersebut untuk melakukan perpindahan tempat tinggal. SukuAborigin yang pertama kali menetap di Australia menemukan lingkungan yang lebih bagus darisaat ini. Alat-Alat Rumah Tangga Seiring dengan perkembangan zaman, suku Aboriginmulai memproduksi alat-alat rumah tangga yang mereka butuhkan dan memanfaatkan bahan-bahan dasar yang ada di sekeliling mereka. Kayu, batu dan logam merupakan bahan dasar untuk membuat alat-alat tersebut. Terutama kayu yang merupakan bahan dasar pembuatan boomerangdan kano serta rakit. Selain itu, para pria dari suku Aborigin gemar untuk membuat jaring, alatpancing sederhana dan panah untuk memudahkan mereka dalam memburu binatang untuk alat-alat produktif mereka. Pakaian Suku Aborigin juga memanfaatkan kulit binatang untuk melindungi diri atau biasa disebut pakaian sebagai pelindung dari cuaca buruk dengan membuatkulit binatang tersebut menjadi sejenis atap . dan di padukan oleh lukisan-lukisan Tubuh untuk menakuti lawan dan biasanya mereka mengenakan bubuk warna putih untuk menghalangipanasnya matahari, dan warna-warna terang seperti merah untuk menakuti lawan. Biasanyamereka melukis badan mereka dengan pola seperti bercak bintik-bintik yang dilukis oleh tanganmereka sendiri. Senjata Boomerang merupakan senjata suku aborigin yang merupakan penduduk asliAustralia. Sedangkan batu digunakan untuk membuat alat-alat batu juga di gunakan untuk membuat alat memasak dan alat untuk menyalakan api. Makanan Sepanjang pantai perempuan memanen laut untuk berbagai makanantermasuk anjing laut, lobster, muttonfish, warreners dan whelks. Mereka juga terjebak burung,dikumpulkan emu, bebek, angsa, redbill dan telur muttonbird, dan diburu untuk hewan daratkecil termasuk kuskus, landak dan Bandicoot. Orang-orang menggunakan minyak dari landak,kuskus, muttonbird, segel dan penguin untuk melapisi kulit mereka sebagai lapisan tahan air dankehangatan terhadap kondisi cuaca ekstrim. Mata Pencarian Pekerjaan sehari-hari sangat minimal. Kaum pria berburu dan para wanitamengumpulkan hasil buruan. Tak ada yang disimpan buat hari esok atau lusa. Mereka hiduphanya untuk satu hari itu. Mereka berburu hanya untuk mengenyangkan perut selama satu harisaja. Tak ada pertanian atau perkebunan. Masyarakat tinggal dalam kelompok-kelompok yang pekerjaannya hanya berburu,memancing dan mengumpulkan makanan. Mereka belum memiliki mental seorang pekerja,karena yang mereka tahu adalah bagaimana untuk menyambung hidup. Namun pada akhirnyakarena perkembangan jaman, mereka mulai berekspansi ke wilayah lain. Binatang-binatang besar yang saat ini sudah punah dan makanan yang berlimpah beradadi beberapa bagian dari benua tersebut. Akan tetapi struktur tanah di Australia yang sebagianterdiri dari gurun pasir menyebabkan beberapa cara untuk mencari makanan seperti, berladangdan bertani mengalami kegagalan. Penduduk Aborigin sangat membatasi jumlah pengumpulanmakanan karena tidak ingin merusak alam di daerah atau wilayah yang mereka diami, namun mereka telah mengetahui dengan jelas kapan, di mana, dan bagaimana cara untuk menemukan makanan dalam jumlah banyak. Karena wilayah Australia sebagian besar terdiri dari gurun pasir, maka suku Aboriginmengalami kesulitan dalan mencari air untuk hidup. Tidak jarang hal ini menimbulkan kematianbagi penduduk Aborigin akibat dehidrasi. Pada akhirnya mereka menemukan sumber mata air bersih dan secara bergotong-royong mereka mengalirkan air tersebut ke tempat tinggal merekadan menyuburkan pepohonan dengan air tersebut. Organisasi Sosial Namun pandangan Australia berangsur-angsur melunak dan memberikan ruang bagipenduduk asli tersebut setelah konon banyak melakukan pembunuhan. Caranya yang agak unik Australia menetapkan politik asimilasi untuk mencampur dua jenis manusia yang memilikiwarna kulit berbeda aborigin dipisahkan dari keluarganya secara paksa kemudian di tempatkan dipanti asuhan untuk diputihkan. Sebagian kemudian diasuh oleh si kulit putih sebagai pekerjaatau pembantu. Anak laki-laki dipungut untuk dijadikan pekerja gratis di peternakan dihukum berat ketika berbuat tidak salah atau sesuatu yang tidak menyenangkan. Sama seperti apartheid, rupanya nasib aborigin juga ditentukan oleh warna kulitBangsa Aborigin tidak mengenal ketua suku atau presiden, RT, RW, menteri dan semacamnya. Tak ada satupun orang yang berhak untuk bicara atas nama sukunya. Tak bolehada yang memutuskan atas nama kelompok. Setiap orang bertanggung-jawab atas keberlangsungan hidup Aborigin dan pengetahuan rahasia hebat yang mereka miliki. Baca Artikel Terkait Tentang Materi Peta Benua Asia Satu-satunya kepemilikan setiap orang Aborigin adalah pengetahuan tentang alam mimpi, di manaasal muasal bumi ini ditayangkan dan jalan takdir kehidupan setiap manusia di muka mimpi, nyanyian, dan tarian adalah basis makna eksistensi Aborigin. Semua saudara pria ayah dipanggil ayah, semua saudara wanita ibu dipanggil ibu. Fokus utama setiap hari adalah meditasi ke alam mimpi dan bermain dengan anak-anak. Pendidikan anak dan remaja adalah kewajiban semua orang dewasa. Balita sampai usia puber menikmati kebebasan sepenuhnya, juga dalam hal seks. Usai masa puber setiap anak diharuskan ikut ritual rahasia, menyelami misteri dunia impian di alam lain. Setelah itu mereka tidak lagi sebebas dulu. Pria dan wanita hidup secara monogami. Pasutri ya sampai mati. Demikianlah pembahasan mengenai Suku Aborigin – Sejarah, Asal Usul dan Kehidupannya Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂